Rabu, 22 Desember 2010

Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Th 2010/2011

STRATEGI PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN KEJURUAN

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particulareducational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran bertujuan memperoleh mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.

Setiap pembelajaran mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan.

Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain tujuan pelajaran, bahan ajar, siswa yang menerima pelayanan belajar, guru, metode dan pendekatan, situasi, dan evaluasi kemajuan belajar. Agar tujuan itu dapat tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama.

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti: (1) kecerdasan dan bakat khusus, (2) prestasi sejak permulaan sekolah, (3) perkembangan jasmani dan kesehatan, (4) kecenderungan emosi dan karakternya, (5) sikap dan minat belajar, (6) cita-cita, (7) kebiasaan belajar dan bekerja, (8) hobi dan penggunaan waktu senggang, (9) hubungan sosial di sekolah dan di rumah, (10) latar belakang keluarga, (11) lingkungan tempat tinggal, dan (12) sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik. Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi, selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta instansi yang terkait.

Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran (EL 500)

Setelah membaca uraian materi diatas, buatlah paper deskripsi penjelasan tentang 3 macam strategi pembelajaran yang dapat saudara lakukan sebagai guru professional dalam pendidikan teknik elektro (maks 5 hal)

Catatan : Tugas dikumpulkan pada saat UAS atau

melalui e mail :tutisuartini@yahoo.co.id (paling lambat tgl 5 januari 2011 jam 24.00)

Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Th 2010/2011

Minggu, 05 Desember 2010

TUGAS MATA KULIAH BROADCASTING SEMESTER GANJIL 2010

Konsep Dasar Video
Begitu banyak penggunaan sinyal kita kenal ada dua konsep dasar sinyal video yang dalam bahasa latin artinya lihat saya yaitu sinyal video analog dan sinyal video digital . Video adalah bagian dari gambar-gambar individual dari suatu film yang disebut Frame Proyeksi beberapa gambar per detik tersebut membuat ilusi gambar yang bergerak karena otak tidak dapat menangkap gambar secara individual.
Konsep yang menggambarkan sinyal video adalah resolusi gambar,berdasarkan pengukuran kualitas elemen gambar atau picture elemen (disebut dengan pixel) video yang membentuk gambar adalah daerah cahaya atau naungan paling kecil dalam bayangan adalah elemen ambar yang disebut pixel atau pel. Elemen-elemen gambar diubah menjadi sinyal listrik oleh sebuah tabung kamera di studio. Sinyal ini menjadi sinyal video yang akan dipancarkan ke penerima. Dengan ukuran 24 frame perdetik (fps frame perdetik),video akan memproyeksikan gerakan yang terlihat halus dan berkelanjutan.

Secara normal, salah satu atau lebih track audio akan mensinkronkan frame dengan frame suara sehingga menghasilkan gambar yang mempunyai suara. Kualitas gambar tergantung dari jumlah pixel dalam suatu unit daerah gambar. Kamera video akan mengkodekan informasi




Gambar 1. Pembuatan (reproduksi) sebuah gambar dengan meniru
(duplikasi) elemen-elemen Gambar

Sistem ini memakai sinyal perbedaan warna yang terpisah R - Y dan B - Y, tetapi keduanya ditrasmisikan secara simultan sebagai sinyal yang dimodulasikon secara quadratur. Sedangkan Sistem PAL berbeda dengan sistem NTSC.
Sinyal video yang diterima merupakan bayangan nyata pada layaran kamera (Vidicon) bayangan ini diproses oleh tabung kamera. Dengan menggunakan efek foto listrik. sebagai sinyal video ditumpangkan pada suatu gelombang pembawa (carrier) dengan modulasi Amplitudo (AM), Bersama itu pula informasi sinyal suara (sinyal audio) ditumpangkan pada gelombang pembawa dengan modulasi FM. Sinyal video yang dimodulasi merupakan sinyal video komposit yang terdiri dari beberapa bagian yaitu :

-Sinyal video informasi gambar bayangan asli
-Pulsa sinkronisasi horizontal untuk mengsinkronkan gerakan horizontal
-Pulsa blanking horizontal, yang mematikan nyala berkas selama gerakan retrace
-Pulsa sinkronisasi vertika untuk mengsinkronkan gerakan vertikal
-Pulsa blanking vertikal untuk mematikan nyala berkas pada tabung gambar selama gerakan retrace vertikal
-Pulsa-pulsa persamaan equalizer untuk menjaga interlace yang tetap sehingga garis-garis pada layar mempunyai spasi yang sama dan menjaga agar garis-garis genap tepat berada di tengah-tengah di antara garis-garis ganjil


Resolusi adalah suatu ukuran berapa banyak elemen gambar yang dapat direproduksi. Dengan rincian-rincian halus yang banyak, gambar kelihatan tajam dan jelas. Perbandingan aspek menetapkan 4 : 3 untuk perbandingan lebar terhadap ting¬gi kerangka. Lebar saluran standar penyiaran televisi komersial adalah 6 MHz. Ini mencakup sinyal pembawa gambar AM 1,25 MHz di atas ujung rendah dari saluran dan sinyal pembawa suara FM 0,25 MHz di bawah ujung atas. Kedua frekuensi pembawa ini terpisah sejauh 4,5 MHz. Dalam penyiaran televisi berwarna, sinyal-sinyal video merah, hijau dan biru yang sesuai dengan informasi gambar diubah menjadi sinyal-sinyal luminansi dan warna untuk pemancaran dalam saluran penyiaran standar 6 MHz. Sinyal-sinyal luminansi memiliki informasi gambar hitam dan putih; sinyal warna melengkapi warna. Frekuensi pembawa tambahan untuk warna secara pendekatan adalah 3,58 MHz. Jumlah warna dalam gambar, atau intensitas warna adalah tingkatan warna,tingkatan kroma, atau saturasi. Dia tergantung pada amplitudo sinyal warna yang termodulasi. Cat (tint) warna adalah coraknya. Corak (hue) tergantung pada sudut fasa si¬nyal warna. Lihat Tabel 2-1.



RANGKUMAN
1.Daerah cahaya atau naungan paling kecil dalam bayangan adalah elemen gambar yang disebut pixel atau pel.
2.Elemen-elemen gambar diubah menjadi sinyal listrik oleh sebuah tabung kamera di studio. Sinyal ini menjadi sinyal video yang akan dipancarkan ke penerima. Tabung gambar dalam penerima mengubah kembali sinyal video menjadi informasi visual.

Tugas

1.Berapa perbandingan aspek untuk sebuah gambar televisi
2.Jawablah dengan benar
a. Satu elemen gambar adalah sebuah pixel
b. Sebuah gambar diam mempunyai banyak elemen
c. Posisi elemen tidak penting dalam reproduksi
Jelaskan jawaban saudara
3.Berapa lebar sinyal televisi
4.Apa yang dinyatakan oleh nilai-nilai berikut ? 3.58 MHz; 4.5 MHz; 30 kerangka; 525 garis, jelaskan jawaban saudara

Tugas paling lambat tanggal 9-12-2010 jam 24.00
e.mail tutisuartini@yahoo.co.id

Kamis, 18 Maret 2010

EVALUASI PEMBELAJARAN 2010 DIK TEK ELEKTRO FPTK UPI

MENGANALISIS HASIL EVALUASI

Tujuan :
Mampu menganalisa tingkat kesukaran hasil evaluasi untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran
Kegiatan menganalis hasil evaluasi merupakan upaya untuk memperbaiki program-program pembelajaran yang telah di ujikan melalui hasil test. Hasil test yang baik harus dapat membedakan tingkat kemampuan yang di uji. Maka tingkat kesukaran pada pertanyaan soal harus memiliki bobot yang seimbang
Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :




(Suharsimi Arikunto, 2005: 208)
dimana : P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta test

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, menurut Ngalim Purwanto (1996), kriterianya adalah seperti pada table 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tingkat Kesukaran dan Kriteria

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi.

1. 0,70 TK 1,00 Mudah
2. 0,30 TK < 0,70 Sedang 3 0,00 TK < 0,30


Sukar (Sudjana, 2002 : 273) Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut.

Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut sekitar 0,50 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan, soal-soal yang mempunyai nilai TK 0,10 adalah soal-soal yang sukar dan soal-soal yang mempunyai nilai TK 0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah. Uji Daya Pembeda Tes obyektif Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2005: 213)
dimana : D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Ngalim Purwanto (1996), sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian dapat digunakan kriteria seperti pada tabel 3.3 sebagai berikut:




Daya Pembeda Tes bentuk essay
Tes essay ini bersifat nisbi, maka analisis daya pembedanya ini digunakan uji –t yang diujinya adalah perbedaan skor rata-rata kelompok pandai dengan kelompok rata-rata kurang pandai.







Keterangan :
Xu = Skor rata-rata (mean) kelompok pandai
XL = Skor rata-rata (mean) kelompok kurang pandai
Su= simpangan baku siswa yang pandai
SL= Simpangan baku siswa yang kurang pandai
nu= jumlah siswa yang termasuk pandai
nL= jumlah siswa yang termasuk kurang pandai



Langkah-langkah untuk menganalisis hasil evaluasi sebagai berikut :




TUGAS DAN LATIHAN :




NB : DIKUMPULKAN SENIN TANGGAL 22 MARET 2010 SAAT PERKULIAHAN.

EVALUASI PEMBELAJARAN 2010 DIK TEK ELEKTRO FPTK UPI

MENGANALISIS HASIL EVALUASI

Tujuan :
Mampu menganalisa tingkat kesukaran hasil evaluasi untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran

Kegiatan menganalis hasil evaluasi merupakan upaya untuk memperbaiki program-program pembelajaran yang telah di ujikan melalui hasil test. Hasil test yang baik harus dapat membedakan tingkat kemampuan yang di uji. Maka tingkat kesukaran pada pertanyaan soal harus memiliki bobot yang seimbang
Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :






(Suharsimi Arikunto, 2005: 208)
dimana : P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta test

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, menurut Ngalim Purwanto (1996), kriterianya adalah seperti pada table 3.2 sebagai berikut :



Tabel 3.2
Tingkat Kesukaran dan Kriteria
No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,70  TK  1,00 Mudah
2 0,30  TK < 0,70 Sedang
3 0,00  TK < 0,30 Sukar
(Sudjana, 2002 : 273)
Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut sekitar 0,50 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan, soal-soal yang mempunyai nilai TK  0,10 adalah soal-soal yang sukar dan soal-soal yang mempunyai nilai TK  0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah.

Uji Daya Pembeda
Tes obyektif
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :



(Suharsimi Arikunto, 2005: 213)
dimana :
D = indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Ngalim Purwanto (1996), sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian dapat digunakan kriteria seperti pada tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Daya Pembeda
No. Rentang Nilai D Klasifikasi
1 D < 0,20 Jelek
2 0,20  D < 0,40 Cukup
3 0,40  D < 0,70 Baik
4 0,70  D  1,00 Baik sekali

Daya Pembeda Tes bentuk essay
Tes essay ini bersifat nisbi, maka analisis daya pembedanya ini digunakan uji –t yang diujinya adalah perbedaan skor rata-rata kelompok pandai dengan kelompok rata-rata kurang pandai.





Keterangan :
Xu = Skor rata-rata (mean) kelompok pandai
XL = Skor rata-rata (mean) kelompok kurang pandai
Su= simpangan baku siswa yang pandai
SL= Simpangan baku siswa yang kurang pandai
nu= jumlah siswa yang termasuk pandai
nL= jumlah siswa yang termasuk kurang pandai

Langkah-langkah untuk menganalisis hasil evaluasi sebagai berikut :






Tugas/Latihan : Dikumpulkan pada hari Senin 22-03-2010

Rabu, 06 Januari 2010

PEMBERITAHUAN PERKULIAHAN SISTEM BROADCASTING

Materi Perkuliahan untuk 2009/2010

Sistem Broadcasting Lihat di Posting Lama (5 januari 2009)


Tugas :

Pertanyaan : Jelaskan prinsip dasar dan fungsi komponen pada bagan multi media homestation !

Jawaban kirimkan ke email saya tutisuartini@yahoo.co.id paling lambat SENIN 11 JANUARI 2010 PUKUL 24.00