3. PRINSIP DAN ALAT EVALUASI
Tujuan :
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menerapkan alat-alat evaluasi untuk menilai hasil proses pembelajaran pada bidang teknik tenaga elektrik.
Evaluasi pembelajaran pada prinsipnya sebagai tahap akhir dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini adalah melakukan pengukuran untuk menentukan penilaian tentang tiga fungsi yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Menilai efektivitas proses pembelajaran : sampai dimana kemampuan siswa/peserta didik mengerti yang harus dimengerti.
2. Menilai efektivitas prosedur pembelajaran : sampai dimana pengajar berhasil mencapai tujuannya.
3. Menilai kemampuan siswa sesuai standart yang harus dicapai.
Menentukan kritera standar penilaian
Penilaian dalam evaluasi pembelajaran ada dua pendekatan antara lain :
1. Penilaian Acuan Normatif (PAN) ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lain dalam kelompoknyav(pendekatan apa adanya).
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang membandikan hasil belajar siswa terhadap patokan yang telah ditetapkan sebelumnya (batas lulus atau tingkat penguasaan minimum). PAP ini bersifat tetap untuk kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran yang sama.
Alat evaluasi ini dikenal dengan instrument evalausi. Penggunaan alat evaluasi i adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai kenyataan yang di evaluasi. Ada dua jenis alat evaluasi dalam pembelajaran yaitu :
1. Tes : adalah penilaian komprenhensive terhadap seseorang individu atau usaha
keseluruhan usaha evaluasi program. Ada dua jenis alat yang digunakan dalam program pembelajaran :
ü Tes baku (standard) artinya tes tersebut telah melalui validasi dan reliabilitas untuk suatu tujuan tertentu.
ü Tes buatan guru umumnya belum distadirisasi tetapi harus telah dipertimbangkan factor validasi dan reliabilitasnya.
2. Non tes : untuk menilai aspek-aspek tingkahlaku seperi sikap, minat, perhatian,
karakteristik dan lain-lain yang sejenis.
ü Mengidentifikasi siapa diantara kelompok siswa yang leaders dan siap isolates dengan sosiometri
ü Menidentifikasi minat siswa membaca atau kegiatan pendidikan menggunakaninterest inventory
ü Mengetahui atau mengenal sikap-sikap sikap individu terhadap kelompoknya menggunakan skala sikap (attitude scale) .
Dalam menggunakan alat evaluasi dikenal dengan teknik evaluasi. Teknik-teknik ini adalah
1. Teknik Tes :
ü Tes tulisan : obyektif tes :
a. Benar/salah
b. Pilihan berganda
c. Menjodohkan
d. Melengkapi
ü Lisan : a. satu penguji menilain satu calon
b. Satu penguji menilai sekelompok
c. Kelompok penguji menilai satu calon
d. kelompok penguji menilai sekelompok calon
ü Tindakan : a. Perorangan
b. kelompok
2. Teknik Non tes : untuk menilai aspek-aspek tingkah laku seperti sikap minat, perhatian, dan karakteristik lain yang sejenis. Jenis non tes ini adalah :
ü Observasi : pengamatan kepada tingkah laku pada suatu situasi tertentu melalui observasi langsung dan tidak langsung.
ü Wawancara : Berkomunkasi langsung antara yang menginterview dengan yang di
Interview.
ü Studi Kasus : mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus
untuk melihat perkembangannya.
ü Rating Scale : (skala penilaian) : salah satu alat p enilaian yang menggunakan
skala yang telah didsusun dari ujung yang negative sampai yang ujung positif.
ü check list hampir menyerupai rating scale hanya pada check list tidak disusun
disusun kriterium dari yang positf ke negative cukup kemungkinan kemungkinan
jawaban yang akan kita minta dari yang dinilai
ü Inventori : memilih alternative jawabab diantara setuju, kurang setuju, atau tidak setuju
Dengan mengetahui pengertian alat evaluasi tes dan dan non tes hasil-hasil tes dalam evaluasi ini pada prinsipnya digunakan untuk :
1. Menentukan status masing-masing siswa dalam berbagai tujuan kurikulum.
2. Mengidentifikasi siswa-siswa yang pandai, sedang, dan lambat belajar.
3. Mengelompokkan siswa di dalam kelas untuk tujuan pembelajaran.
4. Membuat analisis diagnose tentang kesulitan siswa dan menilai pertumbuhan.
5. Menentukan status individu murid atau kelas pada permulaan atau akhir tahun
ajaran atau kuartal.
Bentuk Penilaian
1. Tes Formatif
Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan pembelajaran, bukan untuk keperluan membuat grade (tingkatan) siswa. Penilaian mengunakan kriteria Acuan Patokan. Mengukur tujuan instruksional khusus (Pembelajaran)/sasaran belajar
2. Tes Sumati
ü Diberikan pada saat satu satuan pengalaman belajar telah selesai (satu mata pelajaran).
ü Menentukan angka berdasarkan grade tingkatan hasil belajar siswa selanjutnya di angka raport (EBTA, Ulangan umum, Ujian Akhir Semester).
ü Penilaian menggunakan criteria Acuan Normatif.
ü Mengukur tujuan instruksional umum.
3. Tes Penempatan
ü Mengetahui keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program belajar.
ü Mengetahui sampai dimana siswa telah mencapai tujuan seperti di programkan dalam satu satuan pembelajaran sebelum mereka memulai kegiatan untuk program pembelajaran.
4. Tes Diagnostik
ü Mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa, pelaksanaan berdasarkan hasil test formatif sebelumnya.
ü Test prestasi belajar yang sudah distarisasikan.
ü Test buatan guru.
ü Pengamatan dan daftar checklist
ü Memilih tujuan program pembelajaran
ü Untuk memilih tingkah laku mental fisik, mental dan perasaan lainnya.
ü Untuk memperkirakan bidang-bidang yang menjadi kesulitan bagi siswa.
ü Dicatat hanya sebagai profil siswa.
Evaluasi pembelajaran dibuat untuk kepentingan mengukur keberhasilan kegiatan pembelajaran dengan tujuan. Benjamin S.Bloom dalam bukunya Taxonomy of educatonal Objectives telah memilah aspek (domain) hasil belajar kedalam tiga aspek utama yang dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom). Ketiga aspek tersebut yaitu aspek kognitif (cognitif domain), aspek afektif (afektif domain), dan aspek psikomotor.
Tugas/Latihan : dikumpulkan hari Jumat tgl 4 Maret secara kolektif
1. Sebutkan mamfaat tes bagi guru dan siswa ?
2. Buatlah contoh ujian buatan saudara untuk salah satu materi dalam bidang teknik tenaga elektrik dari kurikulum di SMK. Pilihlah bentuk test sesuai tujuan yang dijadikan sasaran dalam penilaian untuk ranah kognitif.
Lampiran
Tabel 1 Penggolongan Prilaku Menurut Bloom
dalam Ranah Kognitif
Aspek Afektif
Hasil belajar dalam aspek afektif berkenaan dengan perkembangan emosional individu selain dari sikap, apresiasi dan motivasi. Bloom (Sudjana, 1990:31) membagi aspek afektif dalam lima kategori, yaitu :
Ø Receiving (penerimaan), yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala. Misalkan siswa mampu mendengarkan penjelasan mengenai karakteristik lampu tabung flouseren dari guru secara seksama tanpa memberikan respon yang lebih dari itu.
Ø Responding (pemberian respon), yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar, yang mengacu pada partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. Misalkan guru memberikan pertanyaan, “ Menurutmu, apakah cara mengukur tegangan dan arus sama ? ”. Siswa akan memberi respon dengan menjawab pertanyaan yang diberikan.
Ø Valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus pada tingkat responding. Reaksi yang dapat muncul seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Misalkan siswa berhati-hati dalam melakukan praktikum penerapan hukum ohm dan hukum kirchoff dan mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
Ø Organization (pengorganisasian), yaitu pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas lain yang telah dimilikinya. Misalkan setelah siswa selesai mengerjakan LKS yang diberikan, siswa membuat laporan dan mengumpulkannya tepat waktu.
Ø Characterization (karakteristik), yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Misalkan dalam diskusi jika ada pendapat yang kurang benar, siswa mengungkapkan pendapatnya disertai dengan bukti yang ada.
Aspek Psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Aspek psikomotor terdiri dari : 1) kesiapan yaitu berhubungan dengan keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, dan menjawab pertanyaan, 2) meniru (imitation) adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya meskipun belum mengerti makna dari keterampilan itu, misalkan dalam melaksanakan praktikum siswa merangkai resistor sesuai dengan contoh gambar rangkaian yang diberikan, 3) membiasakan (habitual) yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya, misalkan siswa mengerjakan LKS sesuai dengan langkah kerja yang diberikan, 4) adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan, misalkan siswa membiasakan diri berdiskusi dalam kelompoknya jika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan LKS, 5) menciptakan (origination) dimana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya, misalkan siswa merancang penempatan lampu listrik untuk sebuah ruangan sesuai dengan pendapat dan kemampuan yang dimilikinya.